Langsung ke konten utama

Relatif

Pandanglah Dunia dengan dimensi yang berbeda, maka kita akan tahu arti dari sebuah hakikat
-Muhamad Jamaludin-
            Pagi hari kita terbangun dari mimpi indah setelah kita semalaman menempuh dunia mimpi, ketika yang dihadapkan kita mimpi buruk, maka yang kita akan terbangun dengan badan gemetaran, apalagi mimpi itu benar-benar kenyataan bingungnya bukan main kan, tapi sebaliknya ketika mimpi itu indah dan membahagiakan ketika kita terbangun serasa menyesal, kenapa tidak disana saja bukan?, hehehe itu Cuma realita mimpi indah mimpi buruk bukan persoalahnya, ketika kita memandang permasalahan dengan berbagai dimensi tidak mentok di dua dimensi, dunia ini punya bannyak dimensi, tapi diri kita bisa pandang masalah dengan aturan tiga dimensi itu udah lebih dari cukup ko, sebagai contoh semua sepakat suatu hal yang berwarna putih bagus untuk dipandang, bahkan disebagian orang banyak melakukan perawatan kulitnya agar terlihat putih nan bersih, yah putih bisa kita artikan bersih juga, dalam hal ini konteknya bukan satu pandangan skak pada kata putih, semua sepakatkan ketika melihat sesuatu yang putih, jernih, itu menyenangkan, sebagai contohnya ketika air terjun khas bogor dengan selokan air di pusat ibu kota kita, mana yang lebih enak dipandang? Semua sepakat pastinya air terjun dong, right. Tapi coba kita beralih pada kasus lain, -kain kafan- berwarna putih, bersih, jernih, bagus, enak dipandangka, tapi berapa ribu orang yang tidak mau mengenakkannya bahkan banyak yang bilang “saya mah nanti aja, belum siap” hehe, padahal putih, baik, bersih, ila akhirihi. Sebuah realita, yap semua yang putih belum tentu menyenangkan bukan, begitulah kehidupan disini, tapi ketika kita pandang dari sudut lain, oh ternyata sebaik-baiknya pakaian adalah kain kafan, artinya tidak ada pakaian yang layak kita kenakan ketika waktu kita didunia telah habis, maka itulah putih yang terbaik, putih yang sangat indah, putih yang menyenangkan.
Sahabatku sekali lagi kita merenung, apa sesuatu yang hitam itu menakutkan? Menyeramkan? Menyulitkan?, hitam boleh lah kita katakan gelap pula, bagaiman berjalan di dalam ruangan gelap tanpa cahaya sedikitpun menyulitkan bukan, kita sepakat ketika air sungai yang hitam akibat limbh pabrik sangat menyusahkan bukan, tapi mari kita buka pemikiran kita sudut pandang yang lain, ka’bah berwarna hitam, berapa juta umat yang mencintainya, hajar aswad berwarna hitam tapi masya Allah berjuta-juta umat muslim ingin mencium dan memuliakannya, right, jadi semua yang hitam itu tidak mesti menakutkan, tidak mesti mengerikan, menyeramkan, menyusahkan,ila akhirihi.
Sahabatku dua kasus diatas adalah contoh bagaimana banyaknya realita di hidup ini, ayok mari berpikir bahwa sesuatu yang Allah ciptakan adalah sebuah keindahan, bukan sebuah kesusahan, mari kita renungkan realita itu memang Allah Rahmatkan untuk kita karena semua hal yang Allah ciptakan adalah sesuatu yang berguna, bermanfaat, jika dilihat dari banyak sudut pandang kita, sekali lagi hakikiNya Allah adalah Dzat yang Maha Baik, dan menciptakan sesuatu yang baik. Wallahu’alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Power Of Santri

oleh: Muhamad Jamaludin             Santri kata yang tidak asing untuk kita dengar, bahkan kata yang sangat familiar dikalangan masyarakat indonesia, dalam hal ini penulis akan paparkan sepamahaman penulis mengenai kata dan makna itu, santri memiliki tiga gravitasi dalam orbit sebagain mana hukum Allah yang berlaku pada benda di alam semesta ini, diantaranya : Gravitasi ESQ, Gravitasi Iman, Islam, Ihsan, Gravitasi Akidah, syari’at, akhlak. Dalam hal ini semua subtansi gravitasi ini menjadi satu kepaduan yang saling terikat satu sama lainnya. Gravitasi ESQ Sungguh telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah (beberapa peristiwa), karena itu berjalanlah kamu di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan. Qs Aali-‘imraan (keluarga Imran) 3:137             Meminjam teori dari John naisbitt patricia aburdance, dalam bukunya yang terk...