oleh : Muhamad Jamaludin
^Alam semesta yang kita jejaki ini selalu memberikan kemanfaatan yang luar biasa. Oksigen misalnya, siapa coba dintara kita sebagai manusia ada yang tidak membutuhkan oksien. Pasti semuanya butuh, right. Tetapi oksigen itu selain memberikan kemanfaatan juga perlahan merusak sel-sel kita sepeti terjadi pengeriputan kulit lambat laun ketika kita dimakan usia. Contoh lain adalah cinta. Sesutu yang memberikan kebahagiaan dan ketentraman pun ada sebagaian sahabat kita yang meresakan sakitnya karena cinta. Itu semua adalah paradoks. Boleh jadi apa yang kita senangi itulah yang akan merusak kita dan apa yang kita benci itu lah yang memberi manfaat untuk kita. Jamu misalnya, rasanya pahit dan kita tidak menyukainya, tapi itu lah yang memberi manfaat oleh kita.
كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ٢١٦
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
Sahabatku, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu” penulis tersadar ketika membaca ayat ini. Ketika apa yang kita jalani saat ini yang menurut kita sesuatu yang menyakitkan, hidup dilingkungan pondok yang membosankan dan melelahkan, justru keadaan ini yang diinginkan oleh sahabat kita yang lain, Bahkan berlaku sebaliknya.
Sahabatku mari sama-sama kita introspeksi diri sudah seberapa jauh kita mensyukkuri nikmat Allah, sudah berapa banyak kita mengeluh dibanding kita bersyukur. Karena sejatinya kita tidak tahu mungkin sesuatu hal yang kita jalani inilah yang terbaik untuk kita. wallahulam
Komentar
Posting Komentar